Gangguan Dysmorphic Tubuh (BDD) adalah kondisi mental di mana pasien merasa bahwa dia “berbeda” dengan cara yang tidak dirasakan oleh orang lain yang bukan dirinya.
Mereka memiliki citra diri yang negatif dan persisten terhadap tubuh mereka, termasuk citra tubuh yang menyimpang, citra tubuh yang tidak realistis, kurang percaya diri dan harga diri. Mereka juga memiliki rasa takut yang berlebihan karena harus mengganti bagian tubuh mereka.
Akibat BDD, seseorang yang menderita BDD dapat mengalami berbagai gangguan kecemasan. Ini termasuk serangan panik, agorafobia, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan stres pasca-trauma. Mereka mungkin juga mengalami depresi.
Beberapa cara pasien mengatasi kecemasan mereka adalah melalui penyalahgunaan narkoba dan kecanduan alkohol, melukai diri sendiri dan upaya bunuh diri, dan dengan berselingkuh. Karena kondisi yang serius ini, pasien juga sering mengalami depresi.
Ada beberapa jenis pengobatan untuk disforia tubuh. Salah satu pengobatan disebut Cognitive Behavior Therapy (CBT). Ini adalah jenis terapi yang membantu pasien mengenali keyakinan negatif dan menggantikannya dengan keyakinan yang lebih positif. Hal ini terkadang sulit bagi pasien, karena otak mereka tidak selalu menerima cara berpikir mereka.
Jenis terapi lain yang digunakan untuk pasien BDD disebut terapi Psikodinamik, yaitu pengobatan yang digunakan untuk mengubah pikiran dan perasaan pasien. Ada beberapa obat yang juga diresepkan untuk pasien BDD. Obat tersebut termasuk antidepresan, yang mengurangi kecemasan dan gejala depresi yang biasanya menyertai BDD.
Obat anticemas juga digunakan, bersama dengan antidepresan.
Saat menggunakan obat untuk mengobati gejala BDD, penting untuk berbicara dengan dokter Anda tentang apakah Anda harus menggunakan obat yang dikombinasikan dengan terapi perilaku kognitif atau tidak. Mereka mungkin memiliki pandangan berbeda tentang masalah ini. Misalnya, obat antidepresan dapat berinteraksi dengan terapi perilaku kognitif, menyebabkan lebih banyak kerusakan daripada kebaikan. Pasien sering melaporkan bahwa setelah mereka berhenti minum obat, gejalanya kembali.
Cara lain yang digunakan dokter untuk merawat pasien BDD adalah melalui biofeedback. Ini membantu mereka belajar mengendalikan pikiran dan perilaku mereka dan mengatasi ketakutan mereka karena harus mengubah tubuh mereka.
Cara terbaik untuk merawat pasien BDD adalah mengobatinya pada akar penyebabnya, yang diyakini adalah kecemasan. Pengobatan membantu pasien mengatasi kecemasannya dan mengatasi disforia tubuh yang telah mereka kembangkan sehingga dapat menjalani hidup yang lebih bahagia.
Banyak orang yang menderita BDD mencoba untuk menghindari semua jenis perawatan medis karena mereka tidak ingin menghadapi efek samping yang mereka rasakan juga. Dokter bukan satu-satunya yang membantu pasien BDD – ada banyak buku dan situs web di luar sana yang dapat mengajari pasien cara merawatnya tanpa pengobatan atau pembedahan.
Pasien harus ingat untuk tetap berpegang pada perawatan yang terbaik untuk mereka dan situasi mereka. Mungkin berguna untuk melakukan penelitian tentang perawatan kecemasan sebelum mencoba yang berbeda.
Pasien yang menderita BDD sering menggunakan internet untuk mendapatkan informasi tentang pengobatan BDD. Ini adalah cara terbaik untuk mengetahui lebih lanjut tentang perawatan dan cara terbaik untuk menangani kondisi ini.
CBT bekerja dalam berbagai cara, termasuk sesi CBT, pengobatan, biofeedback, dan terapi perilaku. Selain sesi CBT, psikiater juga dapat bekerja dengan pasien untuk membantu mereka mengatasi ketakutan dan fobia yang menahan mereka untuk menjalani kehidupan yang aktif dan sukses.
Karena tujuan pengobatannya adalah untuk menyembuhkan kecemasan, pasien tidak boleh berharap bahwa pengobatan akan bekerja dalam semalam, tetapi akan berhasil seiring waktu. Jika dirawat cukup dini, ini dapat membantu pasien menjalani kehidupan yang jauh lebih nyaman.