PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASJID UNTUK PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI KABUPATEN KULONPROGO

SAPA – Di ruang pertemuan Bappeda Kabupaten Kulonprogo diadakan pertemuan antara Bapeda dengan perwakilan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) yang di damping oleh Korda SAPA. Didalam pertemuan dari Bappeda di wakili oleh Kabid Sosbud Triyanto Raharjo, S.Sos, M.Si sedangkan dari lembaga P3M diwakili oleh Ikrom yang didampingi oleh korda SAPA.

Dalam pertemuan tersebut Triyanto Raharjo sangat berterima kasih kepada program SAPA dan mitranya lembaga P3M berperan serta didalam mendorong percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo, selain itu beliau juga berharap lembaga P3M yang menjadi mitra SAPA dapat selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten di dalam pemberdayaan komunitas masjid agar dalam mendorong pemberdayaannya sinkron dengan Pemkab Kulonprogo untuk mempercepat Penanggulangan kemiskinan daerah.

Selain itu Triyanto Raharjo juga menyampaikan bahwa penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas Pemkab, beberapa program daerah untuk mendukung percepatan tersebut telah diluncurkan a.l: Desa Bebas kemiskinan, Kelompok Asuh Keluarga Binangun, bedah rumah bekerjasama dengan CSR, dll.

Dari perwakilan lembaga P3M Ikrom, menyampaikan bahwa pengurangan angka kemiskinan daerah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemangku kewajiban juga menjadi tanggung jawab pemangku kepentingan yaitu masyarakat, dari dasar itulah lembaga P3M akan mendorong para pemangku kepentingan di 5 desa dengan indicator kemiskinan tertinggi di kabupaten Kulonprogo melalui program “Pemberdayaan komunitas masjid melalui keterlibatan di dalam perencanaan, penganggaran dan monitoring”, ada beberapa latar belakang program mengapa P3M didalam pemberdayaannya cenderung ke komunitas masjid a.l: pertama, Sejak kelahirannya masjid memiliki fungsi ganda sebagai tempat ibadah mahdlah dan pusat transformasi sosial.

Dalam perkembanganya fungsi transformative cenderung stagnan; kedua, sangatlah penting untuk mengembalikan fungsi masjid pada Khittahnya. Khususnya dalam kaitannya dengan pengentasan kemiskinan dan partisipatisi kebijakan publik dan anggaran. Ketiga, para takmir masjid hendaknya tidak sekedar menjalankan fungsi kotbah, tetapi juga fungsi kenabian (melakukan perubahan) kepada para umatnya dari kemiskinan dan keterbelakangan dengan mendorong anggaran yang pro-kemiskinan.

Dijelaskan lebih lanjut oleh wakil dari P3M ada sejumlah alasan mengapa posisi masjid dianggap strategis, yaitu: Pertama, masjid adalah symbol moralitas yang paling netral, sedangkan takmir masjid umumnya yang paling memahami kondisi masyarakat sekitar; kedua, komunitas masjid memiliki kesempatan bertemu secara regular minimal dal seminggu sekali; ketiga, Mengoptimalkan gerakan masjid sebagai agen perubahan juga akan memiliki dampak pada kemungkinan mengeliminasi adanya gerakan radikalisme yang berpusat di masjid; keempat, jumlah masjid di Indonesia sangat banyak sehingga keberhasilan program ini akan dimungkinkan untuk di replikasi.

Pada malam harinya perwakilan P3M didampingi Korda SAPA bertemu dengan wakil Bupati Kulonprogo Drs.H.Sutedjo bertempat dirumah dinas, yang dihadiri juga pengurus PCNU Kulonprogo.
Drs.H.Sutedjo yang juga menjadi ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Kulonprogo didalam pertemuan dengan perwakilan P3M dan Korda SAPA, sangat apresiatif dengan rencana lembaga P3M melakukan pemberdayaan komunitas masjid di kabupaten Kulonprogo untuk mendorong percepatan penanggulangan kemiskinan di daerah. Lebih lanjut beliau mengatakan “Sebuah Perubahan adalah keharusan yang di bingkai dalam sebuah harapan yang terpatri di pundak seluruh masyarakat dan pihak swasta (CSR) yang peduli akan peran dan fungsinya untuk terlibat didalam penanggulangan kemiskinan, bukan hanya menjadi kewajiban pemangku kewajiban saja, ini tergambar dengan keterlibatan masyarakat dan pihak swasta (CSR) dalam berperan serta didalam kepedulian bedah rumah maupun program daerah Desa menuju bebas kemiskinan”.

Sedangkan dari perwakilan lembaga P3M Ikrom menyampaikan tujuan secara umum rencana kegiatan di kabupaten Kulonprogo yaitu “Untuk membangun dan mempromosikan penafsiran agama (pencerahan) bagi komunitas masjid, khususnya yang terkait dengan kebutuhan berpartisipasi dalam proses perencanaan dan penganggaran untuk mengurangi kemiskinan, dan untuk memfasilitasi partisipasi mereka dalam pembuatan kebijakan dan alokasi anggaran yang responsif pada kebutuhan orang miskin dan kelompok marginal”.

Dari korda SAPA juga menyampaikan hasil assessment selama 2 hari (9 s.d 11 Januari 2013) tentang 5 desa yang akan mendapat pendampingan lembaga P3M : 1. Masjid Muhammad, Desa Tuksono kecamatan Sentolo, 2. Masjid Nurulhuda, desa Kalirejo kecamatan Kokap, 3. Masjid Al-Islah desa Giripurwo Kecamatan Girimulyo, 4. Masjid Al-Ikhlas, desa Banjararum kecamatan Kalibawang, 5. Masjid Baitul Muk’min, desa Argosari kecamatan Samigaluh.
Efektif Pendampingan dari lembaga P3M di dalam pendampingan program kegiatan di Kabupaten Kulonprogo mulai bulan Februari 2013.

Gunung Wiryanto Korda SAPA, Kebumen dan Kulonprogo

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *