350 BUMDES DI BALI PASARKAN KOMUDITAS PANGAN BULOG

SAPA INDONESIA – UNTUK memudahkan masyarakat hingga pelosok desa menjangkau komuditas pangan dengan harga jauh lebih murah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Bali untuk pertama kalinya mensinergikan pola kerjasama dan kemitraan antara Bulog dan BumDes untuk memasarkan komuditas pangan di seluruh Bali. Mengingat selama ini, Bulog juga kesulitan untuk menyalurkan komuditas pangannya untuk menekan laju inflasi akibat kenaikan harga pangan.

“Dinas PMD Bali khan sekarang menangangi 350 BumDes di seluruh Bali yang akan kita inventarisasi yang mana bisa dikerjasamakan. Seperti kerjasama yang paling mungkin untuk pemasaran gula pasir bagi pelaku BumDes. BUMDES

Pola kerjasama ini harus segera ditindaklanjuti dengan mengundang seluruh BumDes, karena Bulog memberikan komuditas dibawah harga pasar,” ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Bali, Ir. Ketut Lihadnyana, M.M.A saat Sosialisasi Kebijakan Kerjasama Antar Pemerintah Desa Kabupaten/Kota di Kantor Dinas PMD Bali, Senin (27/2). BUMDES

Dikatakan selain gula, juga ada beras yang akan dipasarkan oleh BumDes sebagai komuditas strategis yang dikomsumsi seluruh masyarakat. Apalagi tidak semua desa menghasilkan beras sebagai komuditas pangan. BUMDES

“Ini peran Bulog dengan mitra kerja yang bisa diteruskan dengan BumDes yang bisa mendapat untung karena membeli harga yang sangat dibawah sehingga bisa menjual dengan harga terendah. Ini bisa menjadi pola kemitraan antara Bulog dengan BumDes,” katanya.

Untuk menjaga pola kemitraan ini, juga perlu transparansi harga di tingkat konsumen dari komuditas pangan yang akan dibeli BumDes dari pihak Bulog. Karena selama ini desa menjadi magnet untuk memajukan kabupaten/kota, sehingga pola kerjasama dan kemitraan ini kedepan harus dirumuskan dalam program kerja dan kegiatan untuk mempercepat pembangunan di desa. “Kita bersama-sama membangun desa lebih cepat maju dan mandiri. Kita harus mulai dengan pola kemitraan ini,” imbuhnya. BUMDES

Sementara itu, Kabid Pembangunan dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Dinas PMD Bali, Made Wiryata menambahkan, saat tahap sosialisasi pola kemitraan ini sudah dihadiri oleh para PMD kabupaten/ kota sekaligus mengawali identifikasi desa sesuai potensinya yang akan melakukan kerjasama dengan Bulog. “Pola kerjasama seperti ini sekitar 50 persen BumDes bisa bekerjasama dengan Bulog. Terutama yang sudah ada unit pertokoannya, jadi tidak hanya fokus usaha simpan pinjam,” sebutnya. BUMDES

Menurut Kabid Operasional Pengadaan dan Penyaluran Bulog Provinsi Bali, Ketut Ginada untuk sementara hanya 3 komuditas pangan yang bisa dipasarkan ke BumDes berupa beras, gula pasir dan minyak goreng. Karena dari 11 komuditi yang dikelola Bulog sebagian tergantung oleh musim panen. BUMDES

“Untuk BumDes hanya 3 komuditas tersebut sementara. Sedangkan komuditas lain seperti bawang merah dan cabe nanti kita pasarkan tergantung panen. Tapi jika makin banyak BumDes di kabupaten/kota yang meminta komuditas lain kita bisa layani dengan subsidi silang,” katanya. BUMDES

Pihaknya mengakui pola kemitraan ini baru pertama kalinya dikembangkan di Bali untuk memasarkan komuditas pangan. “Kita biasanya pasarkan ke perumahan yang padat penduduk sesuai permintaan. Tapi sekarang bisa lewat BumDes untuk memasarkan pangan, seperti gula kita sudah stok sampai 700 ton di Bali. BUMDES

Selain itu bisa juga didrop dari daerah lain termasuk beras yang bisa dipasarkan di Bali. Kita siap berapapun permintaan BumDes di Bali. Hargannya juga lebih murah 20 persen dibawah harga pasar,” tandasnya. BUMDES

Sumber: Posbali dot com
                     BUMDES

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *