LOMBOK BARAT CANANGKAN DESA TEMATIK

SAPA – Di tahun 2014 banyak program unggulan yang menyentuh langsung ke masyarakat di gelar Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, salah satunya adalah program pengklasifikasian desa-desa menjadi desa tematik.
Program dimaksud merupakan penyempurnaan dari program pembangunan desa sebelumnya yaitu Gerakan Terpadu Membangun Desa (Gerdu Bangdes) guna menyongsong desa mandiri sekaligus memperkuat peran kecamatan sebagai koordinator di tingat terdepan. Dalam konteks ini desa diklasifikasikan berdasarkan keunggulannya seperti adanya desa pariwisata, desa mandiri pangan, desa indutri dan lainnya.

Dasar dicetuskannya program desa tematik secara umum adalah Undang-Undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam konteks tersebut, Pemerintah Daerah Lombk Barat memaknai bahwa desa tematik merupakan desa yang memiliki tema atau ikon tertentu yang dilihat, dikaji, dinilai dan diolah dari hasil pendataan profil desa sesuai dengan potensi dan kondisi sosial budaya desa berdasarkan binaan SKPD. Wilayah binaan disesuaikan leading sector masing-masing SKPD. Artinya desa tematik memiliki perbedaan dengan Gerdu Bangdes yang selama ini diterapkan di Lombok Barat. Pada program Gerdu Bangdes, pegawai dari semua SKPD secara serentak turun ke desa.

Secara khusus kebijakan tersebut diurai oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat dalam bentuk Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 2 tahun 2014 tentang tata Kelola Pemerintahan (yang merupakan penyempurnaan dari Perbup tentang tata kelola pemerintahan tahun sebelumnya). Keberadaan Perbup diharapkan menjadi acuan dalam bekerja, yang esensinya memuat tentang bagaimana menjalankan tugas kepemerintahan dengan baik dan benar.

Penyempurnaan juga dilakukan dengan landasan asumsi bahwa pada periode pertama pemerintahan Zaini Arony, sudah banyak hal yang dilihat, dipelajari dan perlu dibenahi. Implementasi program ini juga mengingatkan masyarakat setempat terhadap janji kampanye Kepala Daerah pada periode pertama pencalonan sebagai Kepala Daerah di Kabupaten Lombok Barat, dikenal dengan istilah OVOP (one village one product).

Untuk maksud tersebut, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Lombok Barat di dead-line Kepala Daerah hingga bulan April mendatang untuk menetapkan beberapa desa dari 119 desa yang ada di Lombok Barat menjadi desa tematik sesuai keunggulan desa masing-masing. “saya akan berikan waktu hingga April. Sebenarnya sebelum tahun 2013 berlalu desa tematik sudah harus selesai dan diklasifikasikan” terang Bupati Lombok Barat.

Hal ini bermakna, bahwa tahap awal pelaksanaan program desa tematik di Kabupaten Lombok Barat ini, tidak diberlakukan untuk seluruh desa, namun hanya terhadap beberapa desa sebagai pilot project. Dalam satu kecamatan, pihak pemerintah daerah akan menunjuk satu sampai dua desa saja. Dalam jangka waktu tertentu, penyelenggaraan program akan dievaluasi. Jika program berjalan lancar dan dapat memberikan kontribusi untuk kemajuan daerah (mempercepat pencapaian visi dan misi Kabupaten Lombok Barat yaitu maju, mandiri dan bermartabat serta unggul) baru dikembangkan hingga semua desa.

Pada kesempatan lain, H. Muridun (Kepala BPMD Kabupaten Lombok Barat) menandaskan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan beberapa SKPD untuk mewujudkan desa tematik tersebut. Hal ini dilakukan mengingat penanggungjawab untuk terwujudnya desa tematik bukan hanya pada BPMPD semata, akan tetapi pada masing-masing SKPD sesuai bidangnya. Seperti industri kerajinan yang ada di Desa Banyumulek Kecamatan Kediri nantinya akan menjadi leading sector Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Indag) untuk membina sekaligus untuk memasarkan dan juga pemberian bantuan modal.

Selain itu untuk desa siaga yang sudah ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yakni Desa Lembar Selatan akan menjadi binaan BPBD, demikian juga halnya dengan desa yang memiliki komunitas kampung media akan menjadi binaan Bagian Humas dan Protokol bersama Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo). Sementara BPMPD sendiri menetapkan Desa Peresak yang mendapatkan juara nasional dalam lomba desa menjadi desa pemberdayaan.

Diharapkan jika program sudah berjalan, setiap SKPD dapat melaporkan progress capaiannya kepada Kepala Daerah secara reguler melalui BPMPD. Tidak hanya itu, untuk memulai program ini pihak BMPMD akan menyiapkan SK pelaksanaan berupa Keputusan Bupati tentang penetapan desa tematik dan juga Peraturan Bupati (Perbup) yang nantinya dapat digunakan menjadi petunjuk pelaksanaan teknis (Juklak-Juknis).

Beberapa desa lain yang sudah didata sesuai keunggulan masing-masing seperti desa mandiri pangan terletak di Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar dan akan menjadi binaan Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Peternakan, Bapeluh dan PDAM. Desa tangguh bencana di Desa Gelangsar Kecamatan Gunung Sari akan menjadi binaan BPBD, Dinas Sosial dan juga Dinas PU. Kinerja program ini akan dimonitoring dann dievaluasi setiap 6 bulan sekali.

Sumber: Siti Sanisah Korda SAPA Kawasan NTB
                                                                       Kemiskinan – Penanggulangan Kemiskinan – Melawan Pemiskinan – Pengentasan Kemiskinan – TKPKD – Angka Kemiskinan – Data Kemiskinan – Musrenbang – PNPM Mandiri – IKRAR – Jamkesmas – Jamkesda – JKN – BPJS – KUR – BSM – BLSM – PKH – Raskin 

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *