REFLEKSI 3 TAHUN PEMBANGUNAN LOMBOK TENGAH

SAPA – Tahun 2013 tercatat sebagai tahun membangun bagi Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) jika standar pembangunan yang dipergunakan adalah pembangunan pada sektor fisik, khususnya infrastruktur jalan. Namun di sektor lain, tahun 2013 meninggalkan banyak pekerjaan rumah yang mesti dan harus segera dituntaskan. Jika kemudian pemerintahan di bawah kepemimpinan pasangan H. M Suhaili FT-Drs. Normal Suzana tidak mau dikatakan gagal.

Dari sisi pembangunan infrastruktur jalan, Lombok Tengah dinilai banyak pihak ambisius dan memaksakan diri. Asumsi ini di dasari pada kenyataan bahwa di tahun ketiga kepemimpinan pasangan yang mengusung jargon Maiq-Meres tersebut, proyek jalan benar-benar dipacu pembagunannya. Tidak tanggung-tanggung, anggaran mencapai hingga Rp. 300 Miliar lebih digelontorkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.

Guna menjawab persoalan buruknya kondisi infrastruktur jalan yang selama ini membuat masyarakat Lombok Tengah berteriak pada setiap kesempatan. Hasilnya pun lumayan bagus. Dari semula hanya 40 persen atau sekitar 300 meter ruas jalan di Lombok Tengah yang kondisinya mantap, mampu digenjot hingga menyentuh angka 65 persen jalan mantap dari total 734 km panjang ruas jalan kabupaten yang ada.

Walaupun pada kenyataanya masih banyak ruas jalan kabupaten yang kondisinya masih memprihatinkan. Namun, paling tidak peningkatan persentase ruas jalan yang kondisinya mantap yang begitu signifikan, menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah benar-benar serius melakukan pembenahan di sektor infrastruktur jalan. Kendati pada pelaksanaannya banyak persoalan yang muncul di lapangan, sehingga tidak semua proyek jalan yang dikerjakan berhasil dengan mulus seperti yang diharapkan.

Hujan kritikan sempat mewarnai berlangsungnya penyelenggaraan proyek-proyek tersebut, mulai dari kalangan masyarakat umum, pegiat LSM hingga kalangan legislatif setempat. Penyebab utamanya tak lain, lantaran kualitas hasil pekerjaan proyek yang dinilai tidak sesuai harapan dan dikerjakan asal-asalan. Yang lebih parah, proyek jalan yang dibiayai dari hutang kepada Pusat Investasi Pemerintah (PIP) justeru diduga tidak beres. Sampai-sampai pekerjaan ruas jalan Sengkol-Mangkung dan Keling-Batujangkih, senilai sekitar Rp.19 Miliar lebih yang dikerjakan oleh PT.Dinamika Alam Raya (DAR) tidak dapat diselesaikan tepat waktu hingga pelaksanaannya harus diperpanjang.

Terlepas dari semua persoalan yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah telah menunjukkan keinginan yang kuat untuk dapat menuntaskan persoalan buruknya infrastruktur jalan yang memang selama bertahun-tahun sudah menjadi masalah. “kita tidak akan berhenti sampai tahun 2013 ini saja. Perbaikan infrastruktur jalan akan terus dilakukan. Tetapi memang tidak sebesar tahun ini (2013)” tegas Bupati Lombok Tengah Suhaili FT dalam suatu kesempatan.

Penegasan ini disampaikan mengingat infrastruktur jalan merupakan salah satu elemen penting dalam menunjang suksesnya pembangunan suatu daerah. Dimana jalan yang mantap dapat menjadi pemicu dan pemacu perkembangan perekonomian masyarakat. Sampai-sampai pemerintah kabupaten Lombok Tengah telah sendiri sudah mencanangkan hingga akhir tahun 2014 mendatang, persentase capaian kondisi jalan mantap paling tidak sudah mencapai 75 persen.

Sayangnya peningkatan kondisi jalan tidak seirama dengan peningkatan sektor lainnya. Terutama sektor-sektor yang termasuk dalam indikator millennium development goals (MDGs), yakni pendidikan dan kesehatan yang terkesan melempem. Karena sesuai hasil pendataan yang dilakukan oleh pro poor planning, budgeting and monitoring (P3BM) Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), menyebutkan kalau indeks MDGs Lombok Tengah nyatanya masih di bawah 30 persen atau sekitar 29,82 persen.

Rendahnya capaian Indeks MDGs ini menurut koordinator P3BM Bappenas RI, saat berkunjung ke Lombok Tengah beberapa waktu yang lalu, dipengaruhi terutama oleh rendahnya indikator kesehatan dan pendidikan. Di mana pada sektor kesehatan, angka kematian ibu melahirkan maupun kematian bayi masih tercatata cukup tinggi. Kasus gizi buruk dan penyebaran penyakit menular juga masih menjadi catatan merah.

Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan dasar tercatat juga masih cukup tinggi. Kondisi tersebut diperparah dengan masih besarnya angka penduduk miskin yang mencapai angka 18,14 persen. Artinya masih ada sekitar 200.000 lebih penduduk Lombok Tengah yang masih berada di bawah garis kemiskinan.

Belum lagi persoalan laju kerusakan lingkungan nyatanya makin mengkhawatirkan. Kasus-kasus pencurian kayu masih marak terjadi di kawasan hutan lindung Lombok Tengah. Termasuk soal-soal pencemaran lingkungan yang seolah susah terbendung.

Kini di tahun 2014, tantangan berat sudah menanti pasangan Suhaili-Normal Suzana memasuki empat tahun kepemimpinannya di Bumi Tatas Tuhu Trasna. Di saat satu persoalan sudah mulai diatasi, persoalan lain sudah menunggu. “Ke depan fokus kita bagaimana terus mendorong dan meningkatkan indeks MDGs Lombok Tengah” sebut Bupati Lombok Tengah.

Sesuai target yang ada, capaian indikator-indikator MDGs sudah harus dapat dicapai tahun 2015 mendatang. Dan, tentunya untuk mencapai target tersebut bukan perkara mudah. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat tentunya sangat diharapkan. Agar bagaimana kemudian, program-program yang berkaitan dengan pencapaian indeks MDGs dapat terpenuhi sesuai target.

Oleh: Siti Sanisah Korda SAPA Kawasan NTB
                                                                  Kemiskinan – Penanggulangan Kemiskinan – Melawan Pemiskinan – Pengentasan Kemiskinan – TKPKD – Angka Kemiskinan – Data Kemiskinan – Musrenbang – PNPM Mandiri – IKRAR – Jamkesmas – Jamkesda – JKN – BPJS – KUR – BSM – BLSM – PKH – Raskin 

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *