DATA KEMISKINAN DI KABUPATEN GARUT, HINGGA KINI MASIH SIMPANG SIUR, BAHKAN SANGAT MEMBINGUNGKAN

SAPA – Tak hanya masyarakat umum merasakannya, melainkan juga aparat Pemkab Garut, terkait upaya penanganan kemiskinan.

Simpang siurnya validitas data kemiskinan, antara lain ditunjukkan jomplangnya angka “Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Program Beras Masyarakat Miskin” (RTSPM Raskin), dengan angka penerima kartu “Jaminan Kesehatan Masyarakat” (Jamkesmas).

Pada 2013, angka penduduk Kabupaten Garut penerima kartu Jamkesmas melonjak menjadi sebanyak 1.137.000, sedangkan tahun sebelumnya 822.923.
Padahal jumlah RTS penerima raskin 2013 menurun menjadi 182.239 RTS, sedangkan tahun sebelumnya sebanyak 213.136 RTS.

“Kami juga tak tahu, mengapa penerima Jamkesmas di Garut malahan membengkak ? Sedangkan penerima raskin menurun? Padahal, data penerima Jamkesmas maupun raskin itu kan sama, berdasar LPPS dari BPS, dikirimkan ke TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan), dan dikembalikan ke daerah,” ungkap Kabid Yankes Dinkes setempat, Ade Rusiyana, melalui staf, Gun Gun Gunawan, dalam acara rakor TKPKD rabu,24 april 2013 di kantor bappeda.

Banyaknya penerima kartu Jamkesmas itu, jika merujuk total jumlah penduduk Kabupaten Garut, sekitar 2,4 juta jiwa maka nyaris setengah penduduk Garut miskin.
Belum termasuk ditambah penduduk penerima kartu “Jaminan Kesehatan Daerah” (Jamkesda) sebanyak 147.000.

Jamkesda, jaminan pelayanan kesehatan diberikan Pemkab Garut terhadap penduduk miskin, tak mendapatkan Jamkesmas.
Penerima Jamkesda, semula 680.000. Namun setelah divalidasi ulang, jumlah penduduk dinyatakan berhak menerima Jamkesda hanya 147.000.

“Jika bertambahnya penerima Jamkesmas terkait penambahan jumlah penduduk, mengapa banyak warga sebelumnya mendapatkan Jamkesmas, mengadu menjadi tak tercatat penerima Jamkesmas pada 2013? Apa status miskin mereka berubah menjadi tak miskin, atau bagaimana ?” kata Gun Gun.

Kericuhan terjadi di Desa Cimanganten Kecamatan Tarogong Kaler masyarakat miskin yang menerima jamkesmas tetapi raskin tidak mendapatkan akhirnya kepala desa pun kebingunan.

Oleh: Yudi Kurnia Korda SAPA Kabupaten Garut

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *