ANGKA HARAPAN HIDUP KULON PROGO 75,18 TAHUN

SAPA – BUPATI Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Hasto Wardoyo saat berada di Rejanglebong Bengkulu, Minggu, menyebutkan angka harapan hidup di daerah yang dipimpinnya 78,15 tahun.

“Angka harapan hidup di Kabupaten Kulon Progo saat ini mencapai 75,18 tahun. Angka ini menjadi yang tertinggi di Provinsi DIY,” kata Bupati Hasto Wardoyo.

Kunci dari meningkatkan angka harapan hidup masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, kata dia, selain menekan angka kematian bayi saat berusia nol bulan, kemudian melakukan peningkatan pelayanan kesehatan secara gratis, program peningkatan kesejahteraan masyarakat serta membangun kepedulian untuk membantu sesama warga.

Kulon Progo sendiri, tambah dia, merupakan daerah miskin, dengan jumlah penduduk miskinnya mencapai 32.000 kepala keluarga (KK) dari jumlah penduduk 410.000 jiwa lebih.

Untuk mengentaskan kemiskinan itu dirinya berinisiatif membentuk kader penanggulangan kemiskinan yang jumlahnya saat ini mencapai 88 orang, dengan tugas utama membantu pengentasan kemiskinan di berbagai desa yang ada di daerah itu.

“Kalau data penduduk miskin dari BPS jumlahnya mencapai 20 persen, tetapi setelah di data oleh petugas dari Pemkab Kulon Progo jumlahnya hanya 12 persen. Sementara anggaran APBD Kulon Progo baru Rp1,4 triliun, dengan pembagian 58 persen atau berkisar Rp780 miliar untuk belanja pegawai dan sisanya itulah untuk pembangunan termasuk pengentasan kemiskinan,” ujarnya. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Dengan anggaran yang terbatas ini dirinya yang menjadi bupati sejak 2011 lalu, kemudian melakukan penghimpunan dana dari zakat, infak dan sedekah untuk pengentasan kemiskinan dalam program bedah rumah dengan nilai Rp10 juta yang dikerjakan gotong royong.

Selain itu dia juga menolak memakai kendaraan dinas baru dan mahal, dirinya hanya memakai mobil bekas bupati sebelumnya begitu juga dengan para kepala dinas di wilayah itu.

Selain melakukan penghematan anggaran dirinya, juga merubah pola pengerjaan proyek fisik yang biasanya dilelangkan ke pihak ketiga dengan program swakelola sehingga banyak menyerap tenaga kerja dan hasilnya juga lebih baik. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Kemudian membuat BUMD yang mengelola air minum kemasan, penggunaan beras lokal dalam program rastra atau raskin serta untuk beras konsumsi PNS yang jumlahnya mencapai 8.000 orang. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

“Kami sadar memasuki MEA kali ini ditengah ketertinggalan dalam bidang tekhnologi, namun kami punya ideologi yang kami beri tajuk bela, beli Kulon Progo. Bela beli Indonesia, sehingga kami tidak bergantung dengan barang dari daerah lainnya atau impor,” katanya.

Kedatangannya ke Rejanglebong tambah dia, bersama isteri serta ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati dan rombongan itu dilakukan selama dua hari 21-22 Mei, dimana kedatanganya untuk bersilahturahmi dan melakukan pementasan kesenian daerah Kulon Progo di Desa Taktoi, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejanglebong yang semula merupakan warga asal Kabupaten Kulon Progo. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Mereka mengikuti program transmigrasi bedol desa, karena adanya pembangunan waduk Sermo sehingga menenggelamkan desa di daerah itu pada 1991 lalu, sehingga para warga ini kemudian diikutsertakan dalam program transmigrasi ke Kabupaten Rejanglebong.

Sumber: Antarajateng dot com

                    PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *