AKSES LISTRIK TEKAN KEMISKINAN

SAPA INDONESIA – ANGKA kemiskinan bisa dikurangi dengan memperluas keterjangkauan masyarakat terhadap listrik. Sebagai infrastruktur dasar, listrik menggerakkan sektor lain, seperti akses terhadap pendidikan dan kesehatan.

Bahkan, listrik juga bisa menggerakkan perekonomian lokal.

Hal itu mengemuka dalam lokakarya “Menghadirkan Listrik untuk Rakyat” yang diselenggarakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (8/11), di Jakarta. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Acara yang dibuka Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana itu dihadiri pemangku kepentingan di sektor ketenagalistrikan. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Ruddy Gobel dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), sebagai salah satu narasumber, mengatakan, ketersediaan infrastruktur dasar merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka kemiskinan. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Infrastruktur dasar tersebut adalah ketersediaan air bersih, sanitasi, dan listrik. Namun, ketersediaan listrik berpengaruh pula terhadap ketersediaan air bersih dan sanitasi.

“Ada korelasi kuat antara rasio elektrifikasi dan kemiskinan. Apabila suatu kelompok masyarakat bisa mengakses listrik, mereka juga mampu mengakses air bersih dan sanitasi dengan pompa air. Selain itu, listrik bisa menggerakkan aktivitas ekonomi lokal, misalnya alat pengolah makanan,” ujar Ruddy. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Ruddy berpendapat, upaya meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi salah satu cara mengurangi kemiskinan. Program Indonesia Terang yang mengalirkan listrik ke desa-desa terpencil di Indonesia cukup strategis mengurangi angka kemiskinan di wilayah tersebut.

Pemberdayaan PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) Tri Mumpuni mengatakan, program mengalirkan listrik bagi masyarakat di wilayah terpencil Indonesia tidak bisa berjalan baik tanpa pemberdayaan masyarakat setempat. Menurut dia, program pemerintah untuk mengalirkan listrik ke wilayah terpencil pada umumnya sekadar menunaikan program dalam APBN. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

“Karena bersifat proyek, begitu program selesai, tidak ada pendampingan di kemudian hari. Masyarakat tidak merasa memiliki sehingga kebanyakan proyek itu tidak berkesinambungan,” ujar Tri Mumpuni, yang kerap mendampingi masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia yang membangun pembangkit listrik mandiri dari energi terbarukan. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Rida Mulyana mengatakan, Program Indonesia Terang bukan sekadar mengalirkan listrik ke wilayah-wilayah terpencil atau perdesaan yang selama ini belum menikmati aliran listrik. Menurut dia, program ini juga memberikan rasa adil dan pemerataan pembangunan di Indonesia. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

“Program ini juga bertujuan menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakat setempat,” ujar Rida. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Program Indonesia Terang digagas April 2016 pada era Menteri ESDM Sudirman Said. Program ini antara lain akan mengalirkan listrik ke 12.659 desa tertinggal di enam provinsi, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Infrastruktur program ini berupa pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan tenaga surya. Program ini akan merealisasikan kapasitas listrik 10,5 megawatt dengan dana Rp 441 miliar.

Sumber: Kompas dot com
                 PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Terkait lainnya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *